Friday, May 1, 2009

Jagalah lisan-mu

(hasil ngaskus pagi-pagi hehehehe....)

"Ingatlah janganlah mulutmu suka kau gunakan untuk mencela orang lain, sesungguhnya semua orang punya cela, dan semua orang punya mulut."

Ada seorang yang pemarah. Pada saat marah, mulutnya selalu menyakiti orang lain. Perkataannya selalu menyakitkan dan dia tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Tidak bisa menjaga emosinya terutama ketika sedang marah. Suatu hari dia bertemu dengan ayahnya.

Ayahnya berkata, "Wahai anakku, aku akan memberikan pekerjaan padamu". "Apa itu ayah...?" jawab orang itu kepada ayahnya. "Hari ini coba kamu masukkan paku-paku ini satu per satu kepagar bambu dibelakang rumah untuk setiap kali kamu marah dan tidak bisa mengendalikan diri".

Orang itu pun mengikuti perintah ayahnya, memalu paku-paku tersebut satu per satu kepagar bambu dibelakang rumah untuk setiap kali orang itu marah.

"Sudah selesai Ayah", akhirnya orang itu kembali menemui ayahnya. "Aku sudah bisa memasukkan paku-paku itu ke pagar bambu belakang rumah untuk setiap kali aku marah, dan sekarang pakunya sudah habis."

"Coba mari kita lihat" jawab sang ayah lalu berkata "Oke sekarang ada tugas baru, untuk setiap kali kamu bisa menahan marah dan tidak marah, kamu cabuti paku-paku itu satu persatu."

Perintah itu pun dilakukan, dan orang itu untuk setiap kali tidak marah dan bisa menahan marah dia mencabuti paku-paku tersebut sampai habis.

"Ayah, paku itu sudah aku ambil semuanya, dan aku sudah bisa menahan marah," kata orang itu. "Wahai anakku, lihatlah bahwa untuk setiap kali engkau marah dan engkau tidak bisa menahan diri kemudian engkau menyakiti orang lain, adalah seperti engkau menusukkan paku-paku itu kehati orang lain dan menyakitinya.

Kemudian engkau meminta maaf kepada orang yang kau sakiti dengan mencabut paku-paku itu dari hati mereka, lihatlah bahwa bambu itu tetap berlubang akibat paku itu, tidak kembali seperti semula setelah engkau cabut paku itu. Hati orang-orang yang kau sakiti akan tetap meninggalkan bekas luka, tak perduli berapa banyaknya engkau minta maaf. " kata ayahnya.

"Oleh karena itu, jagalah emosimu, tenangkan jiwamu dan jaga lisanmu agar tidak menyakiti orang lain. Sesungguhnya manusia yang baik itu adalah apabila manusia lain merasa aman dari gangguan tangan maupun lisannya."

oleh : purwanoto, disarikan dari berbagai sumber

0 comments:

 

©2009 Stay the Same | by TNB